Selasa, 14 April 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR GEOMETRI DAN LEMBAR AKTIVITAS SISWA KELAS V SDS INTI NUSANTARA KOTA TEBING TINGGI



Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku ajar geometri dan lembar aktivitas siswa materi bangun datar kelas V.. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDS Inti Nusantara pada Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 34 orang. Siswa laki-laki berjumlah 21 orang dan siswa perempuan berjumlah 13 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan ( Research and Development/R&D), model Van den Akker (1999) yaitu meliputi 3 aspek utama : substantif, prosedur dan teoretis - empiris.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi bangun datar khususnya trapesium dan layang-layang mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase siswa yang mencapai standar nilai pada  kriteria ketuntasan minimal (KKM) bidang studi matematika pada tes awal SDS Inti Nusantara sebesar ≥ 65% sebanyak 20 siswa atau 58,82%.

Kata Kunci : Buku Ajar , Lembar Aktifitas Siswa



PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Pendidikan dalam era modern sekarang ini semakin tergantung pada tingkat kualitas, antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai sumber  yang tersedia, dalam upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa untuk mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berfikir siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Namun, di sisi lain perkembangan pendidikan menghadapi kenyataan yang sangat memprihatinkan bahwa  minat dan
motivasi belajar  siswa yang sangat kurang.
Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
 Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Selain guru, berhasilnya pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor perangkat pembelajaran yang tersedia. Perangkat pembelajaran akan sangat membantu guru dan siswa dalam upaya memahami konsep-konsep materi yang akan mereka pelajari. Dengan perangkat pembelajaran, proses belajar mengajar di dalam kelas akan berjalan dengan aktif, kreatif dan menyenangkan  sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Perangkat pembelajaran yang dimaksud diantaranya buku ajar, dan lembar aktivitas siswa ( LAS )                                     
Buku pelajaran matematika di sekolah memiliki peran yang sangat sentral dalam menentukan tingkat keberhasilan pengajaran. Buku pegangan siswa ini, dapat memberikan kesempatan siswa membaca dan mempelajari konsep-konsep matematika di mana dan kapan saja, secara individu ataupun berkelompok. Oleh karena itu sangat beralasan kalau Supriadi (2001-2002) menyimpulkan pada hasil studinya bahwa buku pelajaran berkontribusi sekitar 75% terhadap tingkat keberhasilan pembelajaran. Dengan demikian, penyediaan buku yang selain sesuai dengan kemampuan dan potensi siswa, juga harus sesuai dengan tujuan kurikulum yang berlaku.                                                              
Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), buku-buku yang sekarang beredar dan dipergunakan sebagian besar tidak  sesuai dengan kurikulum ini. Selain kesesuaian dari segi anatomi buku, penekanan pada kompetensi matematika, juga urutan dan kedalaman substansi buku itu sendiri. Contoh permasalahan yang masih terdapat dalam buku buku ajar yang beredar saat ini diantaranya, (a) tidak ditampilkannya kompetensi dasar secara jelas dan terinci, (b) tidak ada kesinambungan antara materi dengan kompetensi dasar, (c) tidak ada penerapan aspek afektif                             
Selain apa yang dipaparkan di atas, Jamaludin mencatat ada lima kelemahan buku ajar yang beredar, yaitu dari aspek: isi, bahasa, desain grafis, metodologi penulisan, dan strategi indexing. Masalah isi mengandung dua cacat pokok, yakni terlalu banyak dan kadaluwarsa. Hal ini tentu bisa menyesatkan, sebab sudah tidak sesuai dengan penemuan-penemuan mutakhir.                                 
Dari segi bahasa dan ilustrasi, kelemahan yang menonjol adalah penggunaan bahasa dan ilustrasi yang tidak komunikatif sehingga tidak berhasil menyampaikan pesan inti buku.                                                                                   
Dari segi metodologi penulisan, kelemahan tampak pada nihilnya nuansa yang bisa menggugah kesadaran afektif-emosional siswa, terutama dalam buku-buku sosial, moral, dan keagamaan. Pendekatan yang dipakai terlalu materialistik, kering, dan membosankan sehingga gagal menyampaikan pesan isi (content provision) sebuah buku.                       
Sedangkan dari aspek strategi kemudahan untuk membaca, indexing hampir tak pernah ada dalam buku ajar. Tidak seperti di Singapura dan Amerika yang kaya dengan indeks. Buku-buku ajar yang beredar miskin inisiatif bahkan untuk sebagian buku di perguruan tinggi. Dalam beberapa studi disebutkan, ketersediaan indeks dalam buku ajar akan menaikkan tingkat analitis dan daya kritis anak terhadap setiap persoalan. Karena, dengan indeks seorang anak akan belajar bagaimana melihat kebutuhan pokok bahasan yang sesuai dengan minat dan keinginannya tanpa perlu waktu lama dalam memperolehnya

Identifikasi  Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Kondisi buku ajar matematika yang dipakai tidak sesuai dengan tuntutan dalam KTSP
2.      Tuntutan buku ajar yang diharapkan sesuai dengan KTSP
3.      Kondisi pembelajaran yang masih berpusat pada guru.
4.      Sikap siswa terhadap pelajaran matematika tidak menyenangkan, cenderung membencinya.
5.      Siswa kesulitan dalam memahami sifat – sifat bangun datar.
6.      Siswa kesulitan dalam menemukan rumus keliling dan luas banngun datar.
7.      Pembelajaran yang dilakukan kurang mendorong pengembangan kemampuan berpikir siswa, tetapi kemampuan untuk menghapal informasi.
8.      Dalam proses pembelajaran kurang memberi motivasi kepada sisiwa untuk terlibat langsung dalam pembentukan pengetahuan matematika mereka.
9.      Guru selalu menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran.
10.  Bahan ajar guru hanya berpedoman pada buku cetak.
11.  Kurangnya kreatifitas guru dalam mengembangkan materi geometri agar mudah dipahami.Penggunan buku ajar belum maksimal

Batasan Masalah
Dari keseluruhan masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka focus masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada pengembangan buku ajar dan aktivitas belajar siswa pada materi geometri pokok bahasan bangun datar. Sedangkan alternative adalah pengembangan bahan ajar cetak dan audio dengan model pembelajaran IAI yang dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar aktivitas siswa

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.        Mengembangkan perangkat pembelajaran matematika ( Buku ajar dan lembar aktivitas siswa)  yang bercirikan model pembelajaran IAI pokok bahasan Geometri bangun Datar.
2.        Mendeskripsikan kemampuan guru dalam memanfaatkan buku ajar dan lembar aktivitas siswa dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang materi geometri.
3.        Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran IAI.
4.        Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran IAI.
5.        Mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan perangkat pembelajaran dan model pembelajaran IAI.
6.        Mendeskripsikan kesan guru terhadap penerapan perangkat pembelajaran dan model pembelajaran IAI yang diterapkan.
7.        Mendeskripsikan hasil belajar siswa berupa produk dan proses pada pembelajaran IAI.




Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
 Bagi Guru
·           Tersedianya perangkat pembelajaran yang bercirikan model pembelajaran IAI untuk pengajaran Matematika materi Geometri siswa kelas V SD Swasta Inti Nusantara pokok bahasan Bangun datar.
·           Memperluas wawasan pengetahuan guru tentang model pembelajaran.
 
Bagi Siswa
·         Meningkatkan aktivitas belajar siswa dlam pembelajaran.
·         Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi geometri pokok bahasan bangun datar.
Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan perangkat pembelajaran dan pemikiran guna perbaikan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu sekolah.

KAJIAN PUSTAKA
Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas  Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (repository.upi.edu) Sedangkan menurut Dikmenum dikemukakan bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar dapat berbentuk teks, audio, foto, video, dan animasi, yang dapat digunakan untuk belajar. Ditinjau dari subjeknya, bahan ajar dapat dikatogorikan menjadi dua jenis, yakni bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar dan bahan yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar. Banyak bahan yang tidak dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan untuk belajar, misalnya kliping koran, film, sinetron, iklan, ataupun berital. Karena sifatnya yang tidak dirancang, maka pemanfaatan bahan ajar seperti ini perlu diseleksi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Bahan belajar yang dirancang adalah bahan yang dengan sengaja disiapkan untuk keperluan belajar. Ditinjau dari sisi fungsinya, bahan ajar yang dirancang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri. Sedangkan ditinjau dari media, bahan ajar dapat kelompokkan menjadi bahan ajar cetak, audio, video, televisi, multimedia, dan web. Sekurang-kurangnya ada empat ciri bahan ajar yang sengaja dirancang, yakni adanya tujuan yang jelas, ada sajian materi, ada petunjuk belajar, dan ada evaluasi keberhasilan belajar.
Lembar Aktivitas Siswa(LAS)
Pengertian LAS, Lembar Aktivitas siswa (LAS) ialah lembar kerja yang berisi informasi dan perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan”.           
LAS menjadi Perangkat pembelajaran menjadi pendukung buku dalam pencapaian kompetensi dasar siswa. Lembar ini diperlukan guna mengarahkan proses belajar siswa, dimana pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, maka dalam serangkaian langkah aktivitas siswa harus berkenaan dengan tugas-tugas dan pembentukan konsep matematika. Dengan adanya lembar aktivitas siswa ini, maka partisipasi aktif peserta didik sangat diharapkan, sehingga dapat memberikan kesempatan lebih luas dalam proses konstruksi pengetahuan dalam dirinya.                                                            Trianto (2007a:73) menguraikan bahwa lembar Aktivitas siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.               
Untuk menyusun perangkat pembelajaran berupa LAS, Depdiknas (2008b:23) menguraikan rambu-rambunya, bahwa LAS akan memuat paling tidak: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian peralatan/ bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan

Validasi
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan pada validitas suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur variabel A dan kemudian memberikan hasil pengukuran mengenai variabel A, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Suatu tes yang dimaksudkan mengukur variabel A akan tetapi menghasilkan data mengenai variabel A' atau bahkan B, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas rendah untuk mengukur variabel A dan tinggi validitasnya untuk mengukur variabel A' atau B.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan ( Research and Development/R&D). Metode ini digunakan karena mengembangkan buku ajar dan lembar aktivitas siswa kelas V SD pokok bahasan Bangun Datar Trapesium dan layang-layang berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan yang bercirikan model pembelajaran Interactive Audio Instruction (IAI).

Subjek dan Objek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDS Inti Nusantara jalan Dr.Sutomo No. 26 untuk ujicoba 1  dan siswa kelas V SDS Methodist jalan Balai Kota untuk ujicoba II.Ujicoba dilakukan pada dua sekolah yang berbeda dengan pertimbangan sebagai berikut:
  1. Kedua sekolah terletak pada kecamatan yang sama yaitu Kecamatan Tebing Tinggi Kota.
  2. Keterbukaan kepala sekolah dan dewan guru untuk menerima inovasi dalam proses belajar mengajar yang sifatnya konstruktif.
  3. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan buku ajar yang dipakai selama ini.

Sedangkan objek pada penelitian ini adalah:
  1. Pengembangan buku ajar bagi siswa
  2. Pengembangan Lembar Aktivita Siswa ( LAS )

Variabel
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini dapat dijelaskan definisi operasionalnya sebagai berikut:
1           Penentuan validitas kualitas buku ajar didasarkan pada penilaian pakar Matematika yang menguasai konsep KTSP oleh 1 orang ahli dan 3 orang guru. Pengambilan data menggunakan metode angket. Angket penilaian berisi indikator kualitas buku ajar, dan penilaian dilakukan untuk tiap bab (Instrumen 01).
2           Penentuan validitas kualitas lembar aktivitas siswa ( LAS ) didasarkan pada penilaian pakar matematika yang ditunjuk 1 orang ahli dan 3 orang guru. Pengambilan data menggunakan metode angket. Angket penilaian berisi indikator kualitas lembar aktivitas siswa ( LAS )(Instrumen 02).
3           Kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah skor yang diperoleh guru dalam melaksanakan PBM yang meliputi persiapan, pendahuluan kegiatan inti, penutup, pengelolaan waktu, dan pengelolaan kelas yang diukur dengan instrumen lembar observasi kemampuan guru (Instrumen 03).
4           Aktivitas siswa dalam pembelajaran bangun datar Trapesium dan layang-layang dengan menggunakan Buku Ajar dan lembar Aktivitas Siswa  adalah banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar dan diamati dengan instrumen lembar observasi aktivitas siswa (Instrumen 04). Aktivitas siswa yang dimaksud meliputi mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru baik secara langsung maupun melalui cd pembelajaran, membaca LAS, dan menulis yang relevan, dan mempresentasikan hasil kerja kelompok.
5           Kesan guru adalah tanggapan atau penilaian guru terhadap penerapan buku ajar dan LAS dengan model pembelajaran IAI dan diukur dengan Instrumen Kesan Guru. (Instrumen 05).
6           Hasil belajar siswa adalah skor yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar berupa tes hasil belajar produk dan tes hasil belajar proses yang diukur dengan Instrumen Tes Hasil Belajar (Instrumen 06 ).

Prosedur Penelitian
Dalam Penelitian ini, mengikuti model penelitian dan pengembangan Van den Akker (1999) yaitu meliputi 3 aspek utama : substantif, prosedur dan teoretis - empiris.  (1) Aspek substantif: validitas, praktis, dan keefektivan.
 (2) Aspek prosedur: berkaitan aktivitas pengembangan. (a) A front-end analysis to describe the starting situation (context, available theory, and research results).(b) A formative analysis to develop, evaluate, and revise the materials.
 (3) Aspek teoretis – empiris: berkaitan teori yg digunakan dan data lapangan yang dihasilkan . Model Van den Akker merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Setiap unsur pengembangan berhubungan secara langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan Buku Ajar dan LAS dapat dimulai dari unsur yang manapun di dalam siklus itu. Sesuai dengan kurikulum SD/MI 2006 yang berorientasi pada tujuan, pengembangan dalam penelitian ini dimulai dari tujuan dan berakhir pada evaluasi.
Peneliti menggunakan enam unsur yang terdapat dalam model pengembangan Van Den Akker yaitu : (1) Analisis Awal, (2) Evaluasi ahli dan guru, (3) Ujicoba Skala kecil, (4) Data Empiris, (5)Refleksi dan Revisi, (6) Model penelusuran.

I.Hasil Penelitian
Bab hasil penelitian dan pembahasan ini berisikan tentang hasil  pengembangan buku ajar geometri dan lembar aktivitas siswa yang telah dilakukan. Pengembangan buku ajar yang dilakukan lebih khusus kepada buku materi ajar geometri materi bangun datar trapesium dan layang-layang untuk siswa kelas V sekolah dasar. Adapun hasil penelitian yang dilaporkan ádalah:
4.1.1. Pengembangan Perangkat
4.1.1.1. Analisis awal,
4.1.1.2. Evaluasi ahli,
4.1.2. Pembelajaran Nyata
4.1.2.1. Hasil ujicoba,
4.1.2.2. Refleksi dan revisi
4.1.2.3. Produk Buku Ajar dan LAS

Tahap Pengembangan Perangkat
Dalam penelitian ini, pengembangan perangkat pembelajaran mengikuti model pengembangan Van den Akker (1999) yaitu meliputi 3 aspek utama : substantif, prosedur dan teoretis - empiris. Aspek substansi adalah tahapan dimana peneliti mulai mengembangkan buku ajar dan lembar aktivitas siswa, merencanakan  validitas buku ajar dan lembar aktivitas siswa kepada tim ahli, setelah itu dilanjutkan dengan merencanakan tindakan pengembangan lainnya seperti ujicoba untuk kegiatan tes awal dan tes akhir bagi sekolah I dan II dan akhirnya merencanakan semua tahapan yang akan dilaksanakan sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Analisis Awal
Berdasarkan hasil analisis awal yang dilakukan Pokok bahasan yang dikembangkan perangkat pembelajarannya dalam penelitian ini adalah: “Bangun datar ” pada kelas V semester 1. Dipilihnya pembelajaran Interactive Audio Instruction (IAI) untuk pengajaran pokok bahasan Bangun Ruang ditinjau dari segi struktur isi, karena pada pokok bahasan ini terdiri dari sub-sub pokok bahasan yang antara masing-masing subpokok bahasan relatif merupakan suatu prasarat untuk pokok bahasan yang lain.Pelaksanaannya dilaksanakan sesuai dengan Kurikulum 2006.

Evaluasi Ahli
Hasil validasi oleh validator di atas terhadap kelayakan isi menunjukkan bahwa kelayakan isi dari buku ajar yang telah dibuat tergolong sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari skor yang diberikan pada aspek kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD yang memperoleh rata rata 3,91, aspek keakuratan materi yang memperoleh rata-rata 3,62, aspek kemutakhiran materi memperoleh rata-rata 3,75, aspek mendorong keingintahuan memperoleh rata-rata 3,75, aspek latihan dan tes memperoleh rata-rata 3,75 dan yang terakhir aspek pengayaan memperoleh rata-rata 3,87.
Pada bagian ke dua untuk kelayakan penyajian validator juga memberikan skor yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari aspek teknik penyajian yang memperoleh rata-rata 3,91, aspek pendukung penyajian memperoleh rata-rata 3,92, aspek pendukung pembelajaran memperoleh rata-rata 3,81, aspek koherensi dan keruntutan alur pikir memperoleh rata-rata 4.
Bagian ke tiga adalah kelayakan bahasa, pada bagian ini validator juga memberikan skor yang sangat baik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata perolehan aspek. Aspek keakuratan emperoleh rata-rata skor 3,5 ,aspek komunikatif memperoleh rata-rata skor 4, aspek kesesuaian kaidah bahasa memperoleh skor 3,75 dan aspek kesesuaian perkembangan peserta didik memperoleh skor 4
Dari hasil validasi buku ajar yang dilakukan oleh validator diperoleh gambaran bahwa semua perangkat yang terdapat dalam buku ajar tergolong sangat baik dan hanya memerlukan revisi kecil saja pada beberapa bagian seperti perbaikan pada lambang sudut, pemberian tanda pada beberapa gambar, gunakan lambang-lambang yang umum dan jangan hanya kemampuan kognitif siswa saja, sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian ini

Pembelajaran Nyata
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa penilaian yang telah disusun dalam bentuk instrumen penilaian. Instrumen penilaian dalam penelitian ini selain tes yang dilaksanakan pada awal dan akhir pelajaran terhadap peningkatan kemampuan siswa  tentang pelajaran geometri materi bangun datar setelah pembelajaran menggunakan buku ajar dan lembar aktivitas siswa yang dikembangkan peneliti, juga menggunakan lembar observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan buku ajar dan lembar aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan buku ajar dan lembar aktivitas siswa, dan lembar kesan guru terhadap keterpakaian buku ajar dan lembar aktivitas siswa.

Hasil Ujicoba
Uji coba dengan menggunakan buku ajar dan lembar aktivitas siswa yang telah dikembangkan dilakukan bertujuan untuk melihat sejauh mana peningkatan pemahaman siswa terhadap materi geometri bangun datar dengan menggunakan buku ajar dan lembar aktivitas siswa yang dikembangkan dalam penelitian ini. Adapun ujicoba dilakukan pada dua sekolah yang berbeda, dengan kegiatan tes awal dan tes akhir.

Refleksi dan Revisi
Refleksi
  Setelah kegiatan tes awal dan tes akhir dilaksanakan, dan berdasarkan hasil data non tes dalam bentuk observasi, jurnal dan wawancara, maka ditemukan beberapa permasalahan atau kesulitan yang dialami siswa
·         Hasil tes awal SDS Inti Nusantara persentase siswa yang mencapai standar nilai pada  kriteria ketuntasan minimal (KKM) bidang studi matematika sebesar ≥ 65% sebanyak 20 siswa atau 58,82% dengan rata-rata 63,23. Sedangkan pencapaian nilai pada tes akhir menunjukkan sebanyak  29 siswa atau 85,29% telah mencapai KKM bidang studi matematika sebesar ≥ 65% dengan rata-rata 72,05. Dengan demikian terjadi peningkatan persentase siswa yang mencapai nilai KKM dari tes awal yang dilakukan dengan tes akhir terjadi peningkatan sebesar 26,47% atau peningkatan rata-rata sebesar 8,82.
  • Hasil tes awal SDS Methodist I persentase siswa yang mencapai standar nilai pada  kriteria ketuntasan minimal (KKM) bidang studi matematika sebesar ≥ 65% sebanyak 14 siswa atau 66,66% dengan perolehan rata-rata 62,14. Sedangkan pencapaian nilai pada tes akhir menunjukkan sebanyak  18 siswa atau 85,71% telah mencapai KKM bidang studi matematika sebesar ≥ 65% dengan rata-rata 72,38. Dengan demikian terjadi peningkatan persentase siswa yang mencapai nilai KKM dari tes awal yang dilakukan dengan tes akhir terjadi peningkatan sebesar 19,05% atau terjadi peningkatan rata-rata sebesar 10,24.
  • Peningkatan hasil pembelajaran geometri materi bngun datar ini terjadi setelah kegiatan pembelajaran menggunakan buku ajar dan lembar aktifitas siswa yang dikembangkan oleh peneliti
  • Sebagian siswa masih kesulitan menyelesaikan soal-soal terutama soal soal cerita yang berhubungan dengan .materi bangun datar. Hal ini terjadi sebab pemahaman konsep tentang bangun datar siswa yang masih sangat rendah.
  • Kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan bagi siswa terutama saat penyelesian soal-soal yang berhubungan dengan materi bangun datar sebab siswa bisa melihat dan terlibat langsung praktek penemuan rumus, baik melalui tayangan maupun kegiatan langsung yang dibimbing guru.
  • Buku ajar dan lembar akivitas siswa sangat menarik bagi siswa, terutama lembar aktivitas siswa sebab merupakan sesuatu yang baru bagi siswa, selain itu penampilan buku ajar dan lembar aktivitas siswa yang dilengkapi gambar-gambar yang menarik menumbuhkan motivasi bagi siswa untuk membacanya.

Revisi
Berdasarkan hasil validasi validator terhadap buku ajar dan lembar aktivitas siswa, maka dilakukanlah beberapa revisi untuk buku ajar dan lembar aktivitas siswa. Adapun revisi yang dilakukan diantaranya:    
Hasil uji bagian pendahuluan meliputi aspek (1) kalimat yang memotiva-si dan menstimulasi siswa adalah 75%, (2) gambaran tentang isi tiap bab atau bagian bab adalah 100%, dan (3) kalimat stimulasi memiliki relevansi dengan skemata siswa adalah 75%. Tingkat persentase dari setiap aspek tersebut menunjukkan bahwa bagian pendahuluan buku ajar tergolong layak. Tindak lanjut pada aspek ini adalah implementasi.
Berdasarkan saran validator, yakni bagian pendahuluan sebaiknya pada beberapa kata seperti  deskripsi singkat keseluruhan isi modul. Revisi tersebut dilakukan melalui penambahan uraian pada paragraf pendahuluan menjadi lebih lengkap sesuai saran ahli pembelajaran.

PEMBAHASAN
            Produk akhir dari pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah buku ajar dan lembar aktivitas siswa. Buku ajar yang dikembangkan dirancang dengan memuat komponen-komponen: (1) judul bab, (2) petunjuk, (3) tujuan pembelajaran,  (4) uraian materi, (5) rangkuman, dan  (6) soal latihan. Kemudian pada lembar aktivitas siswa dengan memuat komponen-komponen: (1) alat yang diperlukan, (2) tujuan, (3) tugas, dan (4) langkah kegiatan  
Pada tahap pengembangan buku ajar dan lembar aktivitas siswa dilakukan  validasi yang dilakukan oleh satu orang pakar yaitu Dr.Hasratuddin Siregar,M.Pd, 1 orang pengawas mata pelajaran matematika yaitu Frafda Sari Rambe,S.Pd dan 2 orang guru matematika Elza Yunita Padri,SPd SD dan Sunggul Rajagukguk. Hasil validasi oleh validator di atas terhadap kelayakan isi menunjukkan bahwa kelayakan isi dari buku ajar yang telah dibuat tergolong sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari skor yang diberikan pada aspek kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD yang memperoleh rata rata 3,91, aspek keakuratan materi yang memperoleh rata-rata 3,62, aspek kemutakhiran materi memperoleh rata-rata 3,75, aspek mendorong keingintahuan memperoleh rata-rata 3,75, aspek latihan dan tes memperoleh rata-rata 3,75 dan yang terakhir aspek pengayaan memperoleh rata-rata 3,87.
Pada bagian ke dua untuk kelayakan penyajian validator juga memberikan skor yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari aspek teknik penyajian yang memperoleh rata-rata 3,91, aspek pendukung penyajian memperoleh rata-rata 3,92, aspek pendukung pembelajaran memperoleh rata-rata 3,81, aspek koherensi dan keruntutan alur pikir memperoleh rata-rata 4.
Bagian ke tiga adalah kelayakan bahasa, pada bagian ini validator juga memberikan skor yang sangat baik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata perolehan aspek. Aspek keakuratan emperoleh rata-rata skor 3,5 ,aspek komunikatif memperoleh rata-rata skor 4, aspek kesesuaian kaidah bahasa memperoleh skor 3,75 dan aspek kesesuaian perkembangan peserta didik memperoleh skor 4
Dari hasil validasi buku ajar yang dilakukan oleh validator diperoleh gambaran bahwa semua perangkat yang terdapat dalam buku ajar tergolong sangat baik dan hanya memerlukan revisi kecil saja pada beberapa bagian seperti perbaikan pada lambang sudut, pemberian tanda pada beberapa gambar, gunakan lambang-lambang yang umum dan jangan hanya kemampuan kognitif siswa saja, sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian ini
Untuk hasil validasi lembar aktivitas siswa, dari tabel hasil validasi yang diberikan oleh validator, terlihat bahwa lembar aktivitas siswa memperoleh skor yang sangat baik. Untuk aspek format memperoleh skor rata-rata 4,50, aspek bahasa memperoleh skor rata-rata 4,80, sedangkan aspek isi memperoleh skor rata-rata 4,62.Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa lembar aktivitas siswa sudah sangat baik, hanya perlu ada beberapa revisi sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
Selain itu berdasarkan hasil observasi keterpakaian buku ajar dan lembar aktivitas siswa juga sangat baik dan cukup tinggi, siswa sangat senang dengan buku ajar dan lembar aktivitas siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung buku ajar dan lembar aktifitas siswa yang dikembangkan oleh peneliti selalu menjadi acuan bagi siswa. Hal ini disebabkan dari tampilan dan gambar-gambar yang menarik yang terdapat dalam buku ajar dan lembar aktivitas siswa yang dikembangkan oleh peneliti. Selain gambar dan pewarnaan yang menarik siswa senang dengan buku ajar dan lembar aktivitas siswa juga disebabkan  soal yang dituangkan terutama dalam lembar aktivitas adalah bahasa yang membuat siswa tertantang untuk melakukan aktivitas dengan panduan yang ditayangkan melalui tayangan IAI.

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
1.      Validasi buku ajar yang dilakukan oleh 4 orang validator menyatakan buku ajar yang dikembangkan oleh peneliti tergolong sangat baik, hal ini berdasarkan penilaian keempat orang validator untuk aspek kelayakan isi skor rata-rata adalah 3,77, aspek kelayakan penyajian skor rata-rata adalah 3,91dan yang terakhir untuk aspek kelayakan bahasa skor rata-rata adalah 3,81.
2.      Validasi lembar aktivitas siswa tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari penlaian yang dilakukan oleh validator untuk aspek format memperoleh skor rata-rata 4,50, aspek bahasa memperoleh skor rata-rata 4,80, sedangkan aspek isi memperoleh skor rata-rata 4,62
3.      Keterpakaian buku ajar dalam kegiatan pembelajaran sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran dimana hampir 75 % pelaksanaan kegiatan pembelajaran siswa memanfaatkan buku ajar yang dikembangkan oleh peneliti.
4.      Keterpakaian lembar aktivitas siswa dalam pembelajaran geometri materi bangun datar dikatakan sangat tinggi, 80% selama proses pembelajaran siswa menggunakan lembar aktifitas siswa yang dikembangkan oleh peneliti, baik saat siswa melakukan percobaan dengan menggunakan IAI , ataupun ketika siswa mengerjakan latihan –latihan yang diberikan oleh guru.
5.      Hasil belajar geometri materi bangun datar tentang layang-layang dan trapesium siswa terjadi peningkatan setelah kegiatan pembelajaran menggunakan buku ajar dan lembar aktivitas siswa yang dikembangkan oleh peneliti. Hal ni dapat dilihat dari hasil tes awal dan tes akhir yang dilakukan peneliti pada dua sekolah yang berbeda dimana terlihat penngkatan. Hasil tes awal SDS Inti Nusantara persentase siswa yang mencapai standar nilai pada  kriteria ketuntasan minimal (KKM) bidang studi matematika sebesar ≥ 65% sebanyak 20 siswa atau 58,82% dengan rata-rata 63,23. Sedangkan pencapaian nilai pada tes akhir menunjukkan sebanyak  29 siswa atau 85,29% telah mencapai KKM bidang studi matematika sebesar ≥ 65% dengan rata-rata 72,05. Dengan demikian terjadi peningkatan persentase siswa yang mencapai nilai KKM dari tes awal yang dilakukan dengan tes akhir terjadi peningkatan sebesar 26,47% atau peningkatan rata-rata sebesar 8,82. Hasil tes awal SDS Methodist I persentase siswa yang mencapai standar nilai pada  kriteria ketuntasan minimal (KKM) bidang studi matematika sebesar ≥ 65% sebanyak 14 siswa atau 66,66% dengan perolehan rata-rata 62,14. Sedangkan pencapaian nilai pada tes akhir menunjukkan sebanyak  18 siswa atau 85,71% telah mencapai KKM bidang studi matematika sebesar ≥ 65% dengan rata-rata 72,38. Dengan demikian terjadi peningkatan persentase siswa yang mencapai nilai KKM dari tes awal yang dilakukan dengan tes akhir terjadi peningkatan sebesar 19,05% atau terjadi peningkatan rata-rata sebesar 10,24. Peningkatan hasil pembelajaran geometri materi bngun datar ini terjadi setelah kegiatan pembelajaran menggunakan buku ajar dan lembar aktifitas siswa yang dikembangkan oleh peneliti

SARAN
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut.

Saran untuk Guru
Guru disarankan untuk memanfaatkan buku ajar ini secara optimal. Pemanfaatan buku ajar ini dimulai dari membaca petunjuk penggunaan buku ajar. Petunjuk penggunaan buku ajar dapat membantu guru untuk mengetahui gambaran isi dan subtansi buku ajar secara umum. Selain itu, petunjuk penggunaan buku ajar juga dapat memudahkan guru dalam mengarahkan siswa untuk menggunakan buku ajar.
Selain itu guru juga disarankan untuk juga mengembangkan buku ajar yang lain yang berguna untuk memperkaya dan membantu siswa mempermudah pemahaman tentang konsep-konsep pembelajaran matematika.

Saran untuk Siswa
Siswa disarankan untuk menggunakan buku ajar dan lembar aktivitas siswa yang dikembangkan oleh peneliti. Penggunaan buku ajar dan LAS yang dikembangkan oleh peneliti diyakini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep bangun datar khususnya trapesium dan layang-layang. Sehingga dengan pemahaman ini diharapkan hasil pembelajaran bangun datar dapat lebih meningkat.

Saran untuk Peneliti Lain dan Penulis Buku ajar
            Peneliti lain dan penulis buku ajar disarankan untuk mempertimbangkan prosedur pengembangan buku ajar pada penelitian ini. Penelitian ini diharapkan mampu menginspirasi peneliti lain dan penulis buku ajar untuk mengembangkan buku ajar matematika demi memenuhi kebutuhan siswa akan sebuah buku ajar yang bermutu.



DAFTAR PUSTAKA

Abbas, dkk. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Penilaian Portofolio di SMPN 10 Kota Gorontalo. (Online). Diakses 1 Agustus 2010
Arikunto, S. 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Borich, G.D. 1994. Observation Skill for Effective Teaching. New  York:Macmillan Publishing Company.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Education Development Center, (2007). “Proof of Concept Study: Testing theUse of   Interactive Radio Instruction (IRI) for Entrepreneurship Training with Adults,”

Gagne, Robert M. 1985. The Condition of Learning and Theory of Instruction. 4th

Gronlund, N.E. 1982. Constructing Achievement Test. Englewood Cliffs, New

Hamid, K.2008. Penerapan bahan ajar dalam pembelajaran di Universitas   Negeri  Medan.Jurnal penelitian bidang pendidikan:12(2)Maret:105-115
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara
Madja, M.S.. 1992. Perancangan dan Implementasi Perangkat Ajar Geometri   SMTA. Tesis tidak diterbitkan. Jakarta: PPS UI.
Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nasution, S. 1989. Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung : Jermnas


Purnomo, A.. 1999. Penguasaan Konsep Geometri dalam Hubungannya dengan 

Purwanto. 1997. Matematika Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Pusat Data dan Informasi Pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional.   
                 

Siagian, P.2008.Penanggulangan mikonsepsi bangun datar jajar genjang dan belah ketupat di SLTPN 1 Binjai.Jurnal Penelitian bidang pendidikan :12(2)  Maret :157-167.

Soedjadi.  1992. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosdakarya
Sudarman. 2000. Pengembangan Paket Pembelajaran Berbantuan Komputer  Materi Luas dan Keliling Segitiga untuk Kelas V Sekolah Dasar.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar